assalamualikum saudaraku muslim diseluruh dunia

>aku adalah aku jika aku diketahui kamu maka aku bukan aku siapakah aku ASSALAMUALAIKUM KAUM MUSLIMIN WAL MUSLIMAT ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA TIADA LAIN TIADA BUKAN HANYA UNTUK MENGENAL ALLAHSELAMAT DATANG DI MY BLOG JANGAN LUPA DIBACA,DIPAHAMI,DIKAJI DAN LIKE YA!!!!MISS ALLAH & MUHAMMAD
KULLU NAFSIN ZAIKATULMAUTingat dunia hanya sementara

silak te pade berajah lek de side allah

Tuesday 18 September 2012

mengenal allh 2


ZIKIR ZIKIR TAJALLI YANG HANYA DIBACA DIDALAM HATI SAJA

Sekali atau tiga kali, dan nafas ditarik dengan “HUU” kemudian ditahan dan lidah dilekukkan dilalangitan ialah.
  1. INNI BIHAKKI MUHAMMADIN ALHAQ QULHAQ, artinya “YAHU” sesungguhnya diriku adalah kebesaran wujud NUR MUHAMMAD yang sebenar benarnya.
  2. INNI BIHAKKI ZATUL BUKTI KHALISUL MUTLAK, artinya bahwa sesungguhnya diriku adalah wujud kebesaran NUR MUHAMMAD semata-mata yang Maha Suci lagi Esa tiada ada yang lainnya besertanya.
  3. LAA MAUJUDUN ILLA NURUL HAK KUL HAK, artinya Tiada lain wujudku melainkan wujud kebenaran NUR MUHAMMAD yang sebesar besarnya.
Maka pilihlah yang mana dalam yang tiga ini yang dirasa mudah, dan tatkala keluar nafas bacalah dalam hati “ALLAHU AKBAR”.


Dilahirkan dinegeri BAIDA, salah satu kota kecil dalam negeri Persia di tahun 244 H (858 M). Dia ditahan dan dihukum pada tanggal 18 Zulkaidah tahun 309 H ( 921 M). Dijatuhi hukuman bunuh dengan mula mula dipukul dan dicambuk dengan Cemeti, lalu disalib, sesudah itu dipotong potong kedua tangannya dan kakinya. Dipenggal lehernya dan ditinggalkan tergantung. Pecahan pecahan tubuh itu diletakkan dipintu gerbang kota Bagdad, guna menjadi contoh bagi orang lain. Inti dari ajarannya telah dinyatakannya, kadang-kadang berupa Syair, kadang-kadang berupa Natsar (prosa). Dalam susunan kata kata yang mendalam disekeliling 3 perkara :
  1. HULUB yaitu ketuhanan (LAHUT) menjelma kedalam Diri Insan (NASUT)
  2. AL HAKIKATUL MUHAMMADIYAH, yaitu Nur Muhammad sebagai asal usul segala kejadian, amal perbuatan, dan Ilmu Pengetahuan, dan dengan perantaraannyalah seluruh Ala mini dijadikan.
  3. KESATUAN SEGALA AGAMA, Menurut ajaran beliau, bila mana kebathinan seorang insane telah suci bersih didalam menempuh perjalanan dalam hidup kebathinan, akan naiklah tingkat hiupnya itu dari suatu Maqam yang lain. Misalnya MUSLIM, MU’MIN, SALIHIN, MUKARABBIN. Mukarabbin artinya orang yang paling dekat kepada Tuhannya. Diatas dari tingkat Mukarabbin itu tibalah mereka dipuncak, sehingga bersatu dengan Tuhan. Tidak dapat lagi dibedakan atau dipisahkan diantara ASYIK dengan MA’SYUKNYA.
Apabila Ketuhanan telah menjelma didalam Dirinya, maka tidak lagi kehendaknya yang berlaku, melainkan kehendak Allah “RUH ALLAH TELAH MELIPUTI DIRINYA. Sebagaimana yang telah meliputi “ISA ANAK MARYAM. Maka apa yang dikehendakinya akan terjadi. Bagaimana sifatnya persatuan itu ?.
Kadang-kadang dikatakannya sebagai persatuan HAMAR (Tuak, Arak) dengan AIR, dan kadang kadang dikatakannya sebagai persatuan API dengan BESI seketika dibakar sehingga merah, sehingga apa bila tersinggung salah satu, tersinggung pula yang lainnya. Disinilah pangkal perkataannya “ANAL HAK” (Sayalah Kebenaran itu). Karena kebenaran adalah salah satu dari nama Tuhan. Dan katanya pula “WAMA JUBBATI ILLALLAH” dan (Tidak ada yang dalam jalan ini melainkan Allah) Setengah dari perkataannya “ANA MAN AHWA WAMAN AHWA, ANAA NAHNU RUHANI HALLALNA BADANA FATZA ABSHARTANI ABSHARTAHU, WAIZA ABSHARTAHU ABSHARTANA” artinya Sayalah orang yang saya rindui, dan orang yang saya Rindu ialah saya. Kami dua jiwa bersatu disatu badan, kalau Engkau lihat Aku, Engkau lihat Dia, Bila Engkau lihat Dia, terlihatlah Kami.

Dan katanya pula “MAZAJTA RUHARA FIRUHI KANA, TUMZIJUL KHAMRATA BIIMAIL ZALALI FAIZA MASSAKA SYAIUN MASSANI, FAIZA ANTA ANA FIKULLI HAALIN” artinya Telah bercampur RohMu dalam RohKu, laksana bercampurnya KHAMAR dengan Ai yang jernih, bila menyentuh akanMU sesuatu tersentuhlah Aku, sebab itu Engkau adalah Aku dalam segala hal.

PERKATAAN NUR PERKATAAN ROH
1. Aku yang Awal 1. Dia yang Awal
2. Aku yang Akhir 2. Dia yang Akhir
3. Aku yang Zahir 3. Dia yang Zahir
4. Aku yang Bathin 4. Dia yang Bathin.

BILA MANA KITA MENGATA ALLAH ITU ADALAH MUHAMMAD
BILA MANA MUHAMMAD MENGATA ALLAH ITU ADALAH TUHAN KITA.

NASAR ZAHIR NASAR BATHIN
1. Api 1. Nufus
2. Angin 2. Ampas
3. Air 3. Tanufus
4. Tanah 4. Nafas.


QULHAK RAHASIA

RASA . . . . . . . . . . RASA

AL HAQ KUL ALI HAK RAHASIA

KENYATAAN YANG SEBENARNYA
1. Kenyataan Tubuh pekerjaan Hati
Kenyataan Hati pekerjaan Roh
Kenyataan Roh pekerjaan Nur.

2. Kenyataan Nur pekerjaan Kutub
Kenyataan Kutub pekerjaan Hati
Kenyataan Hati pekerjaan Tubuh.

3. Kenyataan Tubuh pekerjaan Hati
Kenyataan Hati pekerjaan Roh.

INSAN
Berjasadkan Rohani
Bernyawakan Nurani
Rahasia Idhafi.

NABI
Berjasadkan Nurani
Bernyawakan Idhafi
Rahasia Rabbani.

Wallahualam

TENTANG NOOR MUHAMMAD
Beliaulah yang mula mula sekali menyatakan bahwasanya kejadian Alam ini pada mulanya ialah dari pada “HAKIKATUL MUHAMMADIYAH” atau Nur Muhammad. Nur Muhammad itulah asal segala kejadian. Hampir samalah perjalanan persamaannya itu dengan renungan Ahli Filsafat yang mengatakan bahwa mulai terjadi ialah “AKAL PERTAMA”. Menurut katanya Nabi Muhammad itu terjadinya dua rupa. Rupa yang Qadim dan Rupa yang Azali. Dia telah terjadi sebelum terjadinya seluruh yang ada, Dari padanya diserah Ilmu dan dirfan. Kedua ialah rupanya sebagai manusia, sebagai seorang rasul dan Nabi diutus Tuhan. Rupa yang sebagai Manusia itu menempuh Maut, tetapi rupanya yang Qadim tetap ada meliputi Alam. Maka dari Nur rupanya yang Qadim itulah diambil segala Nur buat menciptakan segala Nabi nabi dan Rasul rasul dan Aulia. Cahaya segala Kenabian dari pada Nur lah menyata dan Cahaya mereka dari pada Cahayanyalah mengambil, tidaklah ada suatu cahaya yang bercahaya, dan lebihnya yang lebih Qadim dari cahaya yang Qadim itu yang mendahului Cahaya Beliau yang mulia.
Kehendaknya mendahului segala kehendak, Ujudnya mendahului segala yang Adam. Namanya mendahului akan Kalampun sendiri. Karena dia telah terjadi sebelum terjadi apa yang terjadi. Lautan Ilmunya diatas megah mengguruh, dibawah kilat menyinar dan memancar, menurunkan hujan dan memberikan subur, Segala Ilmu adalah setetes dari air lautan. Segala Hikmat hanyalah satu piala dari Sungainya, Seluruh Zaman hanyalah satu sa’at Kecil dari Masanya yang jauh. Dalam hal kejadian Dialah yang Awal, Dalam Kenabian dialah yang Akhir “ALHAK” adalah dengan dia, dan dengan dialah HAKIKAT, Dia yang pertama dalam hubungan, Dia yang Akhir dalam Kenabian, Dan Dia yang Bathin dalam HAKIKAT, dan Dialah yang lahir dalam MA’RIFAT.
Pendeknya Nur Muhammad itulah pusat kesatuan Alam, dan Pusat Kesatuan Nubuat segala Nabi. Dan Nabi Nabi itu Nubuatnya, ataupun Dirinya hanyalah sebagian saja dari pada Cahayanya “NUR MUHAMMAD” itu. Segala macam Ilmu Hikmat dan Nubuat adalah Pancaran belaka dari Sinarnya.\

AL HAKIKATUL MUHAMMADIYAH

Tuhan Allah adalah suatu dan satu, Dialah wujud yang Mutlak. Maka Nur (cahaya) Allah itu sebagian dari pada Dirinya. Itulah Dia Hakikat “MUHAMMADIYAH” itulah kenyataan yang pertama dalam ULUBIYAH. Dari padanyalah terjadi segala Alam dalam setiap tingkatannya. Seumpama Alam Jabarut, Alam Malakut, Alam Misal, Alam Ajsam, Alam Arwah, Dia segenap kesempurnaan Ilmu dan Amal. Yang ternyata pada Nabi, sejak Adam sampai Muhammad, dan sampai kepada Wali wali dan segala Tubuh Insan yang Kamil. Nur Muhammad atau Hakikat Muhammadiyah itu Qadim pula, sebab Dia sebagian dari pada AHADIYAH. Sebagian dari suatu dan satu, Dia tetap ada, Hakikat Muhammadiyah itulah memenuhi Tubuh Adam dan tubuh Muhammad. Dan apa bila Muhammad telah Mati sebagai tubuh, namun Nur Muhammad atau Hakikat Muhammadiyah itu tetaplah ada, sebab dia sebagian dari Tuhan. Jadi Allah, Adam, Muhammad adalah satu, dan Insan Kamilpun adalah Allah dan Adam juga pada Hakikatnya.

PASAL KEJADIAN NUR MUHAMMAD S.A.W

Ini asalnya kejadian Nur yang bermula mengambil keterangan yang aglir dari pada :
Pertama : Didalam Kitab yang bernama Hadis Qudsy BAYANULLAH.
Kedua : Bernama Kitab Hadis Qudsy BAYANU INSAAN
Ketiga : Bernama Kitab Hadis Qudsy BAYANULLAH KURRU BIYIN.

Dan nama-nama kitab yang ketiga jilid itu terhimpun kepada kitab Berlincung yang kepunyaan DATU’ SANGGUL orang Muning.
Untuk menyempurnakan asal kejadian diri kita, atau asal kejadian dari pada agama Nabi kita Muhammad SAW. Dan asal kejadian dari pada mengenal diri/mengenal Allah. Maka barang siapa tidak mengetahui asalnya kejadian diri, tidaklah syah sekalian Amal Ibadahnya, dan sia sia belaka perbuatannya, maka sabda Nabi Muhammad SAW “ WUJUDUKA ZUMBUN’ADJIM” artinya Diri Anak Adam itu Dosa yang Besar, melainkan mereka yang mengetahui.

Dengan adanya inilah yang diwajibkan untuk mengetahui asal kejadian Diri. Wahai sekalian Saudaraku, tuntutlah benar benar dan bersungguh sungguh Ilmu kesempurnaan ini, supaya Amal Ibadahnya sempurna. Barang siapa menyembah Allah dan ia tidak mengetahui yang empunya nama Allah maka hukumlah bagi merekan itu, seperti menyembah nama saja, adalah terburu buru “BAYA TULLAH” artinya menyembah tempat dan menyembah nama saja, bukan menyembah yang empunya nama, karena inilah sabda Nabi kita Muhammad SAW “MAN’ABDA ISMA’U’NAL MA’NA FAHUWA KAFIRUN” artinya Barang siapa menyembah nama, tiada mengetahui yang empunya nama, maka orang itu kafir lagi jahil. Dan “MAN ZAKARAL ISMA’U’ NAL MA’NA FAHUWA BATHILUN” artinya Barang siapa menyembah nyembah nama Allah tetapi tiada mengetahui yang Empunya nama, maka yaitu dihukumkan bathal perkataan, yaitu sia sia sahaja.

Dengan keterangan ini bukannya mengenal Agama saja, atau namanya melainkan yang lebih perlu adalah empunya nama, artinya : Barang siapa tidak mengenal Allah dari awalnya dan barng siapa tidak mengenal Allah dari akhirnya, dan barang siapa tidak mengenal Allah dari Dunia dan barang siapa tiada mengenal Akhirat dari hidupnya …………… ?
Bermula ini kami mulailah asal kejadian NUR MUHAMMAD itu di dalam Kosong : “NUR QUN HU DZULLLAH” artinya Didalam Kandungan Qun Nur Muhammad dari pada Zatnya.

Dan menurut keterangan Allah didalam Hadis Qudsy “ WAMA KHALAK TUKA ILA JALIKA FII SYAIAN KABLAHU NUR MUHAMMADIN FII ZADTULLAH” artinya Sebelumnya ada yang terlebih dahulu dijadikan dari pada sesuatu juapun, maka Nur Muhammad dijadikan dari pada Zat Allah.
Maka sewaktu Allah menjadikan Nur Muhammad dari pada Nur Zatnya didalam Alam SATIYAARILGOIB – SATIYAULBUHTI artinya Pada sesuatu itu dizahirkan Nur Muhammad didalam Alam dihari Ghaib, dan Alam hari Zat “DZATTUL BUHTI” artinya pada waktu itu Nur Muhammad dizahirkan bukannya di Alam bumi ini, melainkan di Alam yang bernama “NUURUL BUHTI MU’ALLATI” dan artinya dizahirkan Nur Muhammad di Alam sebelum adanya Nama : “ALLAH ZAT WAJIBAL WUJUD”. Demikianlah sesudahnya Nur Muhammad dizahirkan di RAHSIAN : “NUU RUL BUHTI MU’ALLATI”. Dan diturunkan lagi di Alam SIR ZATTULBUHTI adanya, artinya di Alam RAHASIA dibahagian bagi DIRINYA, sebelum bernama Allah. Dan untuk namanya itu masih tersembunyi, sebahagian lagi lagi NurMuhammad diturunkan kepada Alam Ilmu artinya di Alam pengetahuan. Dan sesudah itu diturunkan lagi Nur Muhammad di Alam Nur duniaartinya merupakan : NUR MUHAMMAD adanya.
Cahaya dunia berupa Zat (Zat Wajibal Wujud), diturunkan Nur Muhammad di cahaya dunia itu, diturunkan seperti burung TA’US maka pada suatu Nur Muhammad hanya sendirian saja, tiada yang lain, maka Nur Muhammad pada waktu itu mengenal suatu kalimah yang bunyinya “HU ZAATULLAH” Ini syahadat Nur Muhammad di Alam ZATUL BUHTI: “ASYHADU ALLA ILAHA IL LALLAH” Maka sesudah Nur Muhammad mengata sesuatu kalimah perkataan tersebut diatas, maka Nur Muhammad berkata pula “Hai segala pohon kayu dan batu, langit dan bumi, maka dari pada sekalian sedang berada pada waktu itu, berkatalah Nur Muhammad “Tunduklah engkau sekalian pohon kayu, batu dan langit ber A’jdinlah Ia dan pada saat itulah Zat Wajibal Wujud berkata dan menyatakan Nur Muhammad itu bahwa dijadikan dari pada NUR ZATNYA maka menyahut Zat Wajibal Wujud dengan satu kalimah menyatakan pada Nur Muhammad “WA ASYHADU ANNA MUHAMMADDARASULULLAH” artinya Syahadat Zat Wajibal Wujud dan sesudahnya itu Zat Allah menyebut dengan satu kalimah Rasul. Maka firman Allah kepada Nur Muhammad“YA MUHAMMAD ENGKAU ITU KU JADIKAN DARI PADA ZATKU, DAN SEMESTA SEKALIAN JADI DARI PADA ENGKAU NUR HAKMU.
Maka terkejutlah Nur Muhammad setelah mendengar perkataan Zat Allah dan Nur Muhammad telah berkata : Bahwasanya adalah yang terlebih dahulu dari pada Diriku.
Sesudah itu Nur Muhammad mencita citakan/ munajad kepada Zat Allah, lalu ia mengata Zikir Awal namanya Nur Muhammad dan Salawat Awal Nur Muhammad, maka Nur Muhammad sebagai meminta Do’a kepada Zat Allah “LAA ILAHA ILLALLAHU MUHAMMAD WUJUDULLAH” artinya Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, Hai Tuhanku bahwasanya Diriku ini dari pada Ujud DiriMu.
LA ILAHA ILLALLAH …. NURIHAQQULLAH “ artinya Tiada yang disembah melainkan Allah, Hai Tuhanku bahwasanya Diriku ini dari pada Air Noktah Cahaya Dirimu.

LA ILAHA ILLALLAHU MUHAMMAD ASTAGFIRULLAH” artinya Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, Hai Tuhanku bahwasanya Aku meminta ampun, bertaubatlah kepada Engkau yang tlah Engkau terima.
KUN SALLI’ALA MUHAMMAD” Jadi Kun Jadilah.
Hai Tuhanku Engkau jadikan Diriku olehmu yang Engkau kehendaki serta engkau jadikan pada dari kami.
Maka Firman Zal Allah kepada Nur Muhammad “Engkau ketahuilah bahwasanya Aku jadikan Zatku menjadi Nyawa kepada Engkau, dan Aku jadikan SifatKu kepada Engkau menjadi Tubuh Engkau, dan Aku jadikan Af’alku ini menjadi Kelakuan Engkau.

Maka berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad : Ya Muhammad, asalnya Kujadikan Dirimu itu dari pada ZatKU, dan asal kejadian Dirimu itu dijadikan segala umat Engkau, dan daripada hak Engkau.

Maka berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad : “ Ya Muhammad Aku bepesan kepada Engkau, dan bahwasanya Engkau jadikan Nyawa Engkau menjadi Rahasia kepada Umat Engkau, dan Tubuh Engkau itu menjadi Ruh kepada kepada umat Engkau, dan Aku jadikan Ilmu Engkau itu adalah menjadi Iman kepada Umat Engkau dan engkau jadikanlah Kelakukan engkau itu menjadi hati kepada Umat Engkau, dan apa bila Aku Muliakan atas Diri Engkau melainkan Aku Muliakan juga atas Umat Engkau, dan Apa bila Aku kehendaki Diri Engkau buat mengenal IA akan Dikau muliakan , Aku kehendaki jika atas mengenal IA akan Dikau serta Umat Engkau.

Maka berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad : “ Ya Muhammad Aku wajibkan Umat Engkau itu mengenal IA dari pada asl kejadian dirinya, dan Aku wajibkan kepada Umat Engkau mengenal IA dari pada AgamaKU, dan Aku wajibkan kepada Umat Engkau itu mengenal diri bersungguh-sungguh, niscaya mengenal ia pada awalnya dan barang siapa tiada mengenal IA pada akhirnya, dan barang siapa tiada mengenal pada Dunianya, dan barang siapa tiada mengenal IA pada zahirnya, dan barang siapa tiada mengenal IA pada bathinnya, dan barang siapa tiada mengenal akhirn Kalamnya, maka tidaklah mengenal kepada Negeri Akhirat.

Sesudah itu Zat Allah menerangkan kepada Nur Muhammad dengan beberapa keterangan yang tiada kekurangan. Maka berfirman lagi Zat Allah : “ Ya Muhammad Engkau titikkan Air Nuktah Engkau buat menjadi Malaikat yang emat, maka apabila Engkau menitikkan yang pertama bernama Nur Mada, dan apabila Engkau menitikkan yang kedua bernama Nur Madi, dan apabila Engkau menitikkan yang ketiga bernama Nur Mani, dan apabila Engkau menitikkan yang keempat yaitu bernama Nur Manikam, dan apabila Engkau mengata IYAKUN KUN JADI JIBROIL, maka jadilah JIBROIL, dan apabila Engkau mengata IYAKUN PAYAKUN JADILAH MIKAIL, maka jadilah MIKAIL, dan apabila Engkau mengata IYAKUN PAYAKUN JADILAH ISROPIL, maka jadilah ISRAPIL , dan apabila Engkau mengata IYAKUN PAYAKUN JADILAH IZROIL maka jadilah IZROIL.

Dan berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad : “Engkau perintahkan kepada malaikat Jibroil dan Engkau jadikan dari pada Anasarnya Jibroil yaitu Bumi, dan Engkau jadikan daripada Anasarnya Mikail yaitu Air, dan Engkau jadikan daripada Anasarnya Isropil yaitu Angin, dan Engkau jadikan dari pada Anasarnya Izroil Api, dan Engkau perintahkan Ya Muhammad Jiboil buat mengambil tanah ditempat di Alam Akbar, dan supaya memperbuat lembangan Adam dan Engkau perintah Mikail supaya mengambil Air di Alam Mualam, dan supaya memperbuat lembangan Adam, dan engkau perintahkan kepada Isropil supaya mengambil Angin di Alam Izzati supaya memperbuat lembangan Adam, dan Engkau perintahkan kepada Izroil supaya mengambil Api di Alam Amarah dan supaya memperbuat lembangan Adam.
Maka sesudah itu berfirman lagi Zat Allah kepada Nur Muhammad : “ Ya Muhammad, Aku ghaibkanlah Diriku ini dengan kehendaKU ini, dan sesudah itu ghaiblah Nur Muhammad kepada Alam Sir, dan kepada Alam Ruh, dan kepada Alam Nur.
Maka sesudah itu lalu dijadikan Dunia ini dan masih belum ada isinya, dan sesudah itu dijadikanlah Jasad Adam di Alam Dunia ini dengan hidup menunduk sendirinya saja, dan tiadalah mahluk yang lainnya. Lalu dinamai Dunia ini Alam Jisim dan Alam Insan dan Alam Ruh dan terhimpunlah namanya kepada Alam Anasarnya Adam dan dinamai Dunia ini Tubuh Anasarnya Adam.
Wallahualam.


ﺍﻠﺤﻤﺩ

ALHAMDU :

ALIF berma’na ALHAQ artinya Keesaan Kebesaran Nur Muhammad
LAM berma’na LATIFUM artinya Kesempurnaan Rahmad Nur Muhammad
HA berma’na HAMIDUN artinya Kesempurnaan Berkat Nur Muhammad
MIM berma’na MAJIDUN artinya Kesempurnaan Sapa’at Nur Muhammad
DAL berma’na DARUSSALAMI artinya kesempurnaan Nikmat Nur Muhammad

TAJALLINYA BAGI KITA YANG BATIN

ALIF = Roh
LAM = Nafas
HA = Hati, Akal, Nafsu, Penglihat, Pendengar, Pencium, Pengrasa
MIM = Iman, Islam, Ilmu, Hikmah, dsb.
DAL = Kulit, Daging, Bulu, Urat, Tulang, Otak Sumsum.

TAJALLINYA BAGI KITA YANG ZAHIR.

ALIF = Kepala
LAM = Dua Tangan
HA = Badan
MIM = Pinggang
DAL = Dua kaki.

ALHAMDU” berma’na ALHAYATU MUHAMMADUN artinya “Kesempurnaan Tajalli Nur Muhammad”
Itulah yang di Esakan dengan “ASYHADU” ya’ni ………..
ALIF ALHAQ “ artinya yang Di Esakan dan yang di Besarkan.
SYIN SYUHUDUL HAQ “ artinya yang Di Akui bersifat Ketuhanan dengan sebenar benarnya.
HADIYAN MUHDIYAN ILAL HAQ artinya yang menjadi petunjuk selalu menunjuki kepada jalan atau Agama yang Haq.
DAL” DAIYAN ILAL HAQ artinya selalu menyerukan atau yang selalu memberi peringatan kepada Agama yang Haq.

Sebelum saya mengajukan pertanyaan pokok, saya ingin cerita sedikit.
Saya telah banyak melihat teman saya meninggal dunia lebih dahulu dari saya, dan hamper semuanya matinya jelek, karena banyak dosa rupanya. Sayapun berdosa dan saya takut mati, maka saya selidiki AL QUR’AN dan HADIS, bagaimana caranya supaya dengan mudah menghapus dosa saya, dan dapat ampunan dan mati tersenyum, dan saya ketemu satu hadis yang bagi saya sangat berharga, bunyinya demikian : RASULULLAH BERSABDA : “Seorang wanita penuh dosa berjalan dipadang pasir, bertemu seekor anjingyang kehausan. Wanita tadi mengambil gayung dan air, dan memberi minum anjing yang sedang kehausan itu. Rasaulullah lewat, dan ia berkata Hai para Sahabat lihatlah dengan memberi minum Anjing itu, hapuslah dosa Wanita itu Dunia dan Akhirat dan ia Ahli Syurga.
PROP : tadi engkau katakana bahwa untuk mendapat syurga harus berkorban segala galanya, berpuluh puluh tahun untuk Allah baru dapat Syurga, itupun barangkali. Sekarang seorang wanita yang berdosa, hanya dengan sedikit saja jasa itupun pada seekor anjing pula, dihapuskan Tuhan dosanya dan ia ahli syurga, Nah, sang wanita walaupun hanya satu zarah jasanya bahkan terhadap seekor anjing sekalipun mengkaitkan menggandengkan gerakannya dengan Tuhan Yang Maha Akbar, mengikut sertakan yang Maha Akbar dalam gerakannya, maka hasil dari gerakan itu menghasilkan Ibadat yang bagitu benar, yang langsung dihadapkan pada dosa dosanya yang pada sat itu juga hancur berkeping keeping diterpido oleh pahala yang maha besar itu.

TANYA : bagaimana ia dapat hubungan dengan Tuhan ?
JAWAB : dengan mendapatkan frequentionnya, tanpa mendapatkan freguentionnya tak mungkin ada kontak dengan Tuhan.
Satu contoh lihat saja, walau pun satu millimeter jaraknya dari sebuah zender radio kita itu, kita letakkan radio kita dengan frequention yang tidak sama, radio kita I tu tidak akan mendapatkan/mengeluarkan suara zender tersebut, bagitu juga kita, tak mungkin ada kontak jika frequentionnya tak kita dapati.

TANYA : bagaimana mungkin kita mendapat frequention dari yang Maha Akbar, sedangkan kita manusia kecil, sibaharu yang serba berkekurangan.
JAWAB : Melalui Isi Dada Rasulullah.
Hadis Qudsi “INNA HAZAL QUR’ANA THAHAFUHU BIYADILLAH WATAFUHU BIAIDIIKU FATAMASS KUUBIIHI”
Artinya : Bahwasanya Al Qur’an ini satu ujung di tangan Allah dan satu lagi ditangan kamu, maka peganglah kuat kuat akan dia.
(Abi Syuraihil Khuja’ayya r.a)
AL-QUR’AN adalah salah satu tali hubungan antara rasul dengan Allah seperti firman Allah “FA IDZA SAWWAYTUHUU WANAFAKHTU FIHI NUURI FAQA ULAHUU SAA JIIDIN” artinya maka setelah Aku sempurnakan Dia dan Aku tiupkan didalamnya sebahagian RohKu, sebabkanlah diriku bersujud padanya (AL HIJR 29).
NUR ILAHI terlibat dari Allah sendiri adalah tali yang nyata antara Allah dan Rasulullah. Ujung Nur Ilahi itu adalah dalam dada Rasulullah, ujungnya itu yang kita hubungi pula, sudah jalan kita akan dapat frequentie Allah SWT Lihat saja Sunnatullah hanya cahaya matahari saja yang satu satunya sampai pada matahari, tak ada yang sampai pada matahari melainkan cahayanya sendiri, juga gas gas yang seringan ringannya tak ada yang sampai pada matahari, “EDEL GASSEN” seperti : XENON CRYPTON” ARGON” HYLIUM” HYDROGEN” dll, tidak sampai semuanya Vacuum ? yang pada matahari hanya cahayanya karena ia terbit darinya dan tak bercerai siang dan malam dengannya. Matahari hanya dapat dilihat melalui cahayanya, tanpa cahaya, mataharipun tidak dapat dilihat, namun cahaya matahari bukanlah matahari, cahaya matahari adalah getaran transvarsaal dan longitudinal dari matahari sendiri (HUJGENI) begitu NUR ILAHI adalah terbit dari fi’il sifat Zat Allah Ta’ala.(TASAWUF ALHIKAM, TANWIRQULUB, DIDAYATUS SYALIKIN, DAN LAIN LAIN).

Dan Rasulullah adalah satu satunya manusia diakhir zaman yang mendapat NUR ILAHI dalam dadanya, mutlak jika hendak mendapat frequentie Allah ujung dari yang berada dalam dada Rasulullah mutlak perlu kita hubungi.

TANYA : Bagaimana pula kita dapa menghubungi ujung tali Allah itu yang berada dalam dada Rasulullah, sedangkan beliau itu sudah sekian lama wafat dan dimana pula Roh beliau itu sekarang ? semuanya tetap misteri ? memang tajam pertanyaan bung karno itu.

JAWAB : Dengan hikmat dan tadarruk memperbanyak salawat atas nabi, kita berhubungan dengan roh beliau, berarti kita dapat frequentie beliau dan dengan pula dapat frequentie Allah SWT, karena rasul tidak terdinding dengan Allah SWT.
Hadis Qudsi : tidak Aku kabulkan do’a seorang tanpa salawat atas rasulnya do’anya tergantung diawang awing (H.R. ABU DAUD/ AN NASAT)

ARTINYA ALLAHU AKBAR
Alifullah itu adalah Zat Allah atau Diri Allah, dan sebenarnya Diri ialah Ruh Nabi Muhammad SAW, karena Muhammad itu adalah Nama atau Asma Allah.

BA, “AF’AL ALLAH adalah kelakuan Nabi Muhammad SAW, karena itu adalah kenyataan Allah yang diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW.

KAB “ artinya ialah Nyawa, yang berhubungan Jantung ( didalam fuat yang hidup) hingga kita dapat berbicara sebagai mana mestinya.

RA “ artinya adalah Diri yang nyata ini, hingga dapat melakukan sesuatu kehendak yang disebabkan perintah Rahasia yang berasal dari Ruh Idhofi memerintahkan Nyawa, dan Nyawa memerintahkan Diri/Tubuh sehingga berkelakuan atau berkelakulah yang sebenarnya Diri, sebab kesemuanya itu berasal daripada Nur Muhammad SAW.
Seperti firman Allah : “ KAD JAA AKUMUL HAKKUMIRRABIKUM” artinya Sesungguhnya yang dating kepada kamu itu adalah Hak Dari pada Tuhan kamu, Itulah adanya Nur kepada Nur.
Yang dimaksudkan Ujud Idhafi yang bernama Wujud Hakiki.
Dan itulah kezahiran Wujud Mutlak, sesungguhnya siapa yang dapat mengenal atau meresapkan Nur Muhammad SAW, sama halnya mengenal atau meresapkan Tuhannya. Karena itu adalah kezahiran dan kenyataan bagi Wujudnya, dan yang pertama Tajallinya atau menjelmanya HAK ALLAH pada kelakuan INSAN maupun kepada pelajaran orang orang Arif Billah.
Disinilah sampainya Ilmu atau Pengetahuan Aulia dan Ambiya yang mengatakan Allah.

Dari itu kenalilah Diri atau Tubuh dengan arti Nyawa, yang dikatakan Rahasia Allah yang bernama Idhafi.
Selanjutnya dengan huruf “H” (IDHAFI) adalah Ruh Wujud Hakiki, atau Kezahiran Wujud Mutlak.
Wallahualam
DIKUTIP DARI KARANGAN H. ABDUL HAMID ABULUNG

Bab ini adalah yang terakhir bagi Ilmu orang Hakikat, sebab tidak ada lagi melebihi dari pada Ilmu ini, walaupun Ambiya sekalipun. Selanjutnya pikirkanlah dan cari Guru yang dapat menerangkan yang tercantum dibawah ini, karena perkataan atau kalimah tersebut dapat membahayakan/tergelincirnya kata, bilamana kita tidak mengetahui yang sebenarnya, sebab Ilmu ini awal tuntut dan kesudahan tuntut didalam kitab 104 :

Demikianlah Syuhuud Ulama Ahli Shuffi Radhiallahu Anhu :

1. LAA : Kepada kita kulit dan bulu,
Kata Tuhan, Kulit buluku, atau yang jadi kalimah itu adalah Kulit Tuhan kita.

2. ILHA. : Kepada kita Urat Tulang.
Kata Tuhan, Urat Tulangku, atau yang jadi Iman itu adalah Hati Tuhan kita.

3. ILLA : Kepada kita Daerah dan Daging.
Kata Tuhan, Darah Dagingku, atau yang jadi Ma’rifat itu adalah kehendak Tuhan kita.

4. ALLAH : Kepada kita Otak dan Sumsum.
Kata Tuhan, Otak dan Sumsumku, atau Yang jadi Ilmu itu adalah Nafas Tuhan kita.

5. WUJUD : Kepada kita Artinya Ada.
Kata Tuhan, yang ada hanya Aku, atau yang jadi Syurga itu adalah Otak Tuhan kita.

Maka dari itu jadikanlah Satu Zat Allah .
Karena yang bernama Hati/Putih itu adalah Otak Tuhan kita;
Yang bersifat dan ber Af’al dan berwujud.
Kembali kepada Wujud yaitu Zat Hayyun, inilah
Dinamakan Ilmu atau Ma’rifat Yang Putus.

Wallahu alam.



BISMILLAHIR RAHMANIRRAHIM

Inilah sebenar benarnya Ma’rifat bagi Diri kita.
Maka itulah yang disebut INSANUL KAMIL.
Maka telah berfirman Allah Ta’ala dalam Hadist Qudsy pada
Tujuan Rahasianya yang mendalam, yang telah memberi suatu keterangan terhadap Umat Nabi Muhammad, seperti firman Allah Ta’ala:

LAA SYARI’ATIN BIHAKKIN ILLAA SYARI’ATULLAH”
Artinya Tiada Syari’at Engkau pada kelakuan Sembahyang dengan sebenar benarnya Melainkan adalah dengan Syari’atKu, ialah Kelakuan Sembahyang.

WALAA THARIKATIN BIHAKKIN ILLAA THARIKATULLAH”
Artinya : Dan tiada Tharikat Engkau (Jalan) mengata (Menyebut) Memuji dengan sebenarnya, melainkan adalah dengan Tharikat (JalanKU) Sebutkan PujiKu, Aku memuji DiriKU Sendiri.

WALAA HAKIKATIN BIHAKKI ILLAH HAKIKATULLAH”
Artinya : Dan Tiada Hakikat Engkau wajib adanya, dan tiada seumpamanya, dan ingat padanya, yang Rahasianya dengan kebenarannya melainkan Wajib ada WujudKu, dan tiada seumpamanya, dan tiada tuhan melainkan Aku.

WALAA MA’RIPATIN BIHAKKI ILLA BIMA’ARIPATULLAH”
Artinya : Dan tiadalah Ma’rifat Engkau yang Mengenal Diri Engkau
Dan Mengenal DiriKU dengan sebenarnya.
Melainkan dengan Ma’rifatKU, dan Mengenal DiriKU.
Dan Aku julah Mengenal DiriKU sendiri.

INTAHA

ABU YAZID BUSTAMI
Nama kecilnya ialah Thallur
Pernah beliau berkata yang ganjil dan dalam, yang masih sangat hati hati memahamkannya.
Sebab dari mulut Beliau kerap kali keluar kata kata yang berisi kepercayaan bahwasanya :
HAMBA dan TUHAN sewaktu waktu BISA BERPADU MENJADI SATU (Hulul).
Sampai oleh ahli Shuffi yang datang dibelakang diberi misal bahwasanya “Hulul” itu adalah seumpama Perpaduan diantara Api dengan Besi, pendeknya kalau kita bisa menghukumkan ABU YAZID itu telah sesat. Setengah dari perkataan beliau :
Tidak Ada Tuhan Melainkan Saya
Sembahlah Saya
Amat Sucilah Saya
Alangkah Besar KuasaKu

Dan kata beliau sewaktu yang lain :
Pernah Tuhan mengangkat Daku, dan ditetakkannya Aku dihadapannya sendiri, Maka berkatalah Dia kepadaku “ABU YAZID” Makhlukku ingin melihat Engkau. Lalu Aku berkata “Hiasilah Aku dengan Wahdaniatmu, Pakaikanlah Kepadaku Keakuanmu, Angkatlah Aku kedalam Kesatunmu, sehingga apabila Makhluk Melihat Daku mereka akan berkata “ Kami telah melihat Engkau, maka Engkaulah itu, Dan Aku Tidak Ada disana.

Pada akhirnya Beliau berkata :
Demi Sadarlah Aku, dan Tahulah Aku
Bahwa Sesungguhnya/bahwasanya sama sekali
Itu hanyalah Khalan Belaka.

Kata kata yang demikian dinamai orang SYATHATHAT artinya ialah kata kata yang penuh hayal yang tidak dapat diperpegangi, dan dikemanakan hukum, karena orang yang berkata kata waktu itu sedang Mabuk bukan Mabuk Alkohol, Mabuk oleh tiada sadar akan dirinya lagi, sebab tenggelam kedalam lautan tapakkur, sebab itu menurut penyelidikan beliaulah yang mula mula sekali menciptakan suatu istilah Paham Tsawwuf yang bernama “ASSAKAR” artinya Mabuk, “ AL ‘ISYQ” artinya Rindu Dendam.

YAHYA BIN MA’AZ

Pernah berkirim surat kepada Abu Yazid Bustami, bahwasanya Dia sudah mabuk, oleh karena terlalu banyak meminum Khamar Cinta.
Maka Abu Yazid membalas.
Orang lainpun telah meminum Air demikian, sepenuh Lautan dan Bumi, tetapi Dia belum juga merasa puas, Dia masih tetap mengulurkan lidahnya meminta tambah lagi.

Tentu yang beliau maksud dengan orang lain itu ialah Dirinya sendiri. Disinilah masuknya pelajaran RABI’ATUL ADAWIYAH.
Cinta sejati tidak mengenal berbagai lagi.
Kalau masih ada rasa bahwa Aku, adalah Aku dengan Engkau, belumlah sampai kepada inti Cinta.
Kadang kadang tak tahulah dia, apa yang akan dibicarakannya lagi, tersesat mulutya, sehingga Dia berkata karena saking Cintanya “ANAL HAQ” Kadang kadang kemana sajapun dia menoleh , kekasih itu saja yang kelihatan, ke Matahari ke Bulan Purnama Allah, ke Ombak bergulung, ke Angin sepoi sepoi Allah, ke Tangis Anak yang baru lahir Allah, ke Kuburan yang sunyi sepi Allah. Kadang kadang memuncaklah Cinta itu, sehingga merasa ingin mati saja mati saja dalam Cinta”.
LAA ANA ILLA HUWA “ Tidak ada saya selain Dia.

HARIS AL MUHASIBI

Menjelaskan bahwasanya rasa Cinta seorang Mahluk kepada Khalik itu, adalah Anugrah Ilahi. Yang disemaikan Tuhan didalam Hati Yang mencintainya. Kalau cinta itu telah bertumbuh, belum terasa, maksudnya sebelum bersatu diantara yang mencintai dengan dicintai.

MA’… AL KAFAHMI

…………..
Putus asa dari pada apa ada ditangan sesame Mahluk,
Mabuk karena Rindu dan Cinta kepada Tuhan, dan belum sadar dari mabuk itu, belum bertemu dengan dia, dan beliau juga berkata : Fananya orang orang yang takwa artinya telah Rasa, Matinya ialah hidup yang sejati.

DASAR ZUHUD HASAN BASRI

Anak Adam
Dirimu, Diriku, Dirimu hanya satu.
Kalau dia selamat, selamatlah engkau, Dan orang yang selamat tak dapat menolong. Tiap tiap nikmat yang bukan Syurga, adalah hina dan bala bencana yang bukan Negara.

IBNU ARABI

SUBHANAMAN KHALAK’L ASY YAA WAHUWA ‘AINUHA”
Amat sucilah Tuhan yang menjadikan segala sesuatu, dan dialah “AIN sesuatu itu.
YA KHALIKA’L ASY YAA FII NAFSIHI ANTALIMA TAKH LUKUHU JAMI’U TAKHLUKU MALAA YANTANI KAUNUHU FIKA FAANTA’L KHAYYIKUL WASI’U
Wahai yang menjadikan segala sesuatu pada Dirinya.
Engkau bagi apa yang Engkau jadikan mengumpulkan
Engkau jadikan barang yang tak berhenti adanya pada engkau
Maka Engkaulah yang sempit dan lapang.


No comments:

Post a Comment

ALLAH DAN MUHAMMAD SELALU BERIRINGAN,DIAMANA ADA MUHAMMAD DISITU ADA ALLAH