PENJELASAN ORANG ORANG YANG MENINGGALKAN SEMBAHYANG.
Nabi bersabda : artinya Siapa yang meninggalkan sembahyang lima waktu, maka ia akan dibebankan seperti tersebut dibawah ini :
- Syahadatnya tidak diterima dan harus dibunuh.
- Mayatnya jangan dimandikan dan ditanam dijalanan
- Jangan dimakan binatang yang disembelihnya.
- Jangan bergaul dengan mereka, karena mereka lebih najis daripada Anjing dan Babi.
Perhatikanlah hadist Nabi Muhammad SAW yang terseut diatas. Selanjutnya ketahuilah Rahasia Sembahyang, karena itu adalah Nama Nabi Muhammad SAW dan yang pertama dijadikan sembahyang itu adalah Nama “Akhmad”seperti : Berdiri tegak dengan hakekatnya Alif, Ruku’ seperti “H”, Sujud seperti “Mim”, Duduk eperti “Dal” inilah artinya kelakuan sembahyang pada Insan, seperti rupa Muhammad.
- Kepala Seperti Mim Awal
- Tangan/Bahu seperti Ha
- Perut seperti Mim Akhir
- Kaki seperti Dal.
Rahasia dari pada Rahasia Sembahyang kepada huruf Allah.
- Berdiri betul hurufnya Alif
- Ruku’ hurufnya Lam Awal
- Sujud hurufnya Lam Akhir
- Duduk Tahiyat hurufnya Ha.
Inilah yang diumpamakan Diri yang bernafas ialah Muhammad yang berasal dari Ahmad.
- Alif Syaratnya kepada Api
- Ha Syaratnya kepada Angin
- Mim Syartnya kepada Air
- Dal Syaratnya kepada Tanah/Bumi.
BISMILLAHIRAH MANIRRAHIM
Inilah suatu pasal pada menyatakan pintu guru yang tersembunyi yang tiada diajarkan kepada orang-orang yang belum belajar tentang Ilmu Tauhid atau Sifat 20 (dua puluh), sebab buku ini berisi perihal orang-orang mengenal diri atau tata cara mengenal Allah pencipta Alam dan segala isinya supaya sempurna segala amal ibadahnya.
BISMILLAHIRRAHMANIR RAHIM
Adapun didalam tulang kepala itu Otak.
Didalam Otak itu Ma’al Hayat atau Air Hidup.
Didalam Ma’al Hayat itu Akal
Didalam Akal itu Budi
Didalam Budi itu Roh
Didalam Roh itu Mani
Didalam Mani itu Rasa
Didalam Rasa itu Nikmat
Didalam Nikmat itu Nurullah
Didalam Nur Muhammad.
Firman Allah “AWWALU TAJLI ZATTULLAH TA’ALA BISIFATIHI
Artinya “Mula-mula timbul Zat Allah Ta’ala kepada Sifatnya.
AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BIASMA IHI
Artinya : Mula-mula timbul Sifat Allah Ta’ala kepada namanya.
AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BIAP ALIHI
Artinya : Mula-mula timbul nama Allah ta’ala kepada perbuatannya.
AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA’ALA BIINSAN
KAMILUM BIASMAI.
Artinya : Mula-mula timbul perbuatan Allah Ta’ala kepada Insan yang
Kamil yakni Muhammad RasulNya.
QOLAH NABIYI SAW. “AWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”
Artinya :berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala
Cahayaku baharu Cahaya sekalian Alam.
QALAN NABIYI SAW : “ AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA RUHI
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Rohku, baharu roh sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Hatiku, bahru hati sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA AKLI”
Artinya Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Akalku, baharu akal sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW : “ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”
Artinya : Aku cahaya Allah dan Aku juga menerangi Alam.
HADIST : AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Artinya : Awal-awal agama adalah m,engenal Allah.
Sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita disuruh mengenal diri, seperti Hadist :MAN’ARA PANAP SAHU PADAD’ARA PARABBAHU”
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya.
“MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKD’RA PARABBAHU LAYA RIPU NAPSAHU.
Artinya : Barang siapa mengenal Tuhannya, niscaya tiada dikenalnya lagi dirinya.
MAN ‘ARA PANAPSAHU BILFANA PAKAD’ARA PARABBAHU BIL BAQA”
Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal.
KHALAK TUKA YA MUHAMMAD WAKHALAK TUKA ASY YA ILA ZALIK
Artinya Aku jadikan Engkau karena Aku dan Aku jadikan Alam dengan segala isinya karena Engkau Ya Muhammad.
Firman Allah : “AL INSAN SIRRU WA ANA SIRRUHU”
Artinya : Insan itu RahasiakKu dan Aku Rahasia Insan.
“WA AMBATNAL ABRU RABBUN AU ZAHIRU RABBUN ABBUN”
Artinya : Adapun bathin hamba itu Tuhan dan Zahir dan Tuhan itu hamba.
“LAHIN HUWA WALAHIN GHAIRUH”
Artinya : Tiada ia tetap dan tia ia lain dari ia.
Firman Allah Ta’ala didalam Al-quran “FAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM”
Artinya : Dimana saja Engkau berada (pergi) Aku serta kamu.
HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WALBATHINU WAZZAHIRU”
Artinya : Ia jua Tuhan yang awal tiada permulaannya, dan Ia jua Tuhan yang akhir tiada kesesudahannya, Ia jua bathin dan Ia jua Zahir.
Dalam pandangan Ma’rifat kita kepada Zat Allah Ta’ala itu, “LAISA KAMIS LIHI SYAIUN” tiada seumpamanya bagi sesuatu, dan bukan bertempat.
Adapun Ma’rifat kita atau pengenalan kita akan diri diperikan AF ALULLAH, adapun Ma’rifat kita akan AF ‘ALULLAH, LAHAU LAWALA KUWWATA ILLAH BILLAHHIL’ALI YIL’AZIM. Artinya Datang dari pada Allah dan kembalinya kepada Allah jua segala sesuatu, sesuai dengan hadist Nabi yang berbunyi demikian : “MUTU ANTAL KABLAL MAUTU”
Artinya Matikan diri kamu sebelum mati kamu.
Adapun mati ini ada dua ma’na, maka apa bila Roh bercerai dengan jasad itu mati hisi namanya, atau mati yang sebenarnya. Adapun mati yang dimasud hadis Nabi yang diatas tadi, adalah mati Ma’nawi, artinya mati dalam pengenalan mata hati.
Mahasuci Allah Subhanahu wata’ala Tuhan Rabbil’izzati dari upayamu, wujudmu, supaya Aku terang sempurna, upaya Allah dan kuat Allah, dan wujudnya Allah “BILLAHI LAYARILLAH” tiada yang mempunyai dan menyembah Allah hanya Allah.
Bagitu sekalian Aribbillah mengerjakan ibadat kepada Allah Ta’ala. Adapun yang bernama Rahasia itu “Sirrullah”
Adapun kita bertubuh akan Muhammad Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh. Adapun jadi nyawa itu bertubuh kanan Idhafi Kadim (terdahulu), maka tiada lagi kita kenang tubuh dan zahir dan bathin itu, akan bernama Rahasia Ia Allah, Sir namanya kepada kita, karena rahasia itu Nur. Adapun sebenar benarnya Sifatullahita’ala kepada kita inilah RahasiaNya yang dibicarakan Rahasia yang sebenarnya RahasiaNya yang kita ketahui.
Adapun jalan hakikat yang sebenarnya yang mengata Allahu Akbar waktu kita sembahyang itu, ialah Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, itu nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita, itulah yang mengata Allahu Akbar tiada hati lagi, karena yang bernama Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat Iradat, Ilmu, Hayat itu nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita.
Batin dan zahir kita akan memerintah diri, adapun diri kita tadi ialah Roh. Roh tadilah yang menerima perintah rahasia, maka berlakulah berbagai bagai bunyi dan kelakuan didalam sembahyang. Semua itu adalah perintah rahasia, maka perintah rahasia inilah Sirrullah. Karena Rahasia inilah kita dapat melihat Allah dan menyembah Allah serta hidup berbagai bagai, itulah rahasia Allah kepada kita.
Firman Allah “MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKAD’ARA PARABBAHU”
Artinya Maka barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya,
maka mengetahui ia akan asal Nabi Allah Adam, nasarnya Air, Api, Angin, Tanah. 4 (empat) inilah yang dijadikan Allah, maka turun kepada kita seperti Firman Allah Ta’ala, kita disuruh mengetahui :
Adapun tanah itu Tubuh kita
Adapun Api itu Darah kita
Adapun Air itu Air Liur kita
Adapun Angin itu Nafas kita.
Maka berdiri syari’at, adapun kejadian air itu Tarikat, kejadian api itu Hakikat, dan kejadian Angin itu Ma’rifat. Baginilah kita atau cara kita mengenal diri namanya.
Adapun tatkala kita tidur itu, adalah perintah Rahasia Allah, maka dari itu janganlah lagi kita kenang dan janganlah kita berkehendak atau panjang angan-angan dan jangan lagi diingat diri kita ini, karena tiada hayat lagi diwaktu kita tidur itu, itu adalah Rahasia Allah.
Adapun perintah segala hati pada tengah-tengah hati berbagai bagai, adapun tempat rahasia itu didalam jantung. Maka jikalau tiada rahasia Allah itu, tiadalah bathin dan zahir ini berkehendak, karena pada hakekatnya rahasia Allah itulah menjadi kehendak segala manusia dan binatang. Akan tetapi awas, jagalah hokum syara’ (syari’at) yang dipardhukan pada kita, maka dari tiliklah dan perhatikan bersunguh sungguh perkara yang tersebut diatas.
Maka barang siapa menilik sesuatu tiada melihat ia akan Allah didalamnya, maka tiliknya itu batil atau syirik, karena ia tiada melihat akan Allah Ta’ala.
Berkata Saidina Abu Bakar Siddik r.a.
ﻮﻤﺎﺮﺍﻳﺖ ﺷﻳﺎﺀﺍﻶ ﻮﺮﺍﻳﺖﺍﷲ
Artinya : Tiada aku melihat akan sesuatu melainkan Allah yang aku lihat Allah Ta’ala terlebih dahulu.
Kata Umar Ibnu Khattab r.a :
“MAA RAAITU SYAIAN ILLA WARAAITULLAHU MA’AHU”
artinya Tiada aku lihat sesuatu melainkan aku lihat Allah kemudiannya.
Kata Usman Ibnu Affan r.a :
ﻮﻤﺎﺮﺍﻴﺕ ﺘﺒﻳﺎ ﺍﻶ ﻮﺮﺍﻴﺕ ﺍﷲ ﻤﻌﻪ
Artinya : Tiada aku melihat sesuatu melainkan yang aku lihat Allah besertanya.
Kata Ali Ibnu Abi Talib r.a :
ﻮﻤﺎﺮﺍﻴﺕ ﺷﻴﺎﺀﺍﻶ ﻮﺮﺍﻴﺕ ﺍﷲ ﻓﻴﻪ
Artinya : Tiada Ku lihat sesuatu kecuali Allah yang kulihat di dalamnya.
Maka perkataan para sahabat itu agar berbeda, akan tetapi maknanya bersamaan.
Firman Allah didalam Al-Quraan yang berbunyi :
“WAHUWA MAAKU AINAMA KUNTUM”
Artinya : Ada hak Tuhan kamu
Firman Allah Ta’ala :
“WAHI AMPUSIKUM APALA TUBSIRUN”
Artinuya : Ada Tuhan kamu didalam diri kamu, mengapa tidakkah kamu lihat akan Aku kata Allah, padalah Aku terlebih hampir dari padamu matamu yang putih dengan hitamnya, terlebih hampir lagi Aku dengan kamu.
Kemudian dari itu hendaklah kita ketahui benar benar akan diri ini mengapa kita ini menjadi hidup, melihat, mendengar, berkata-kata, kuasa memilih baik dan jahat, coba renungkan sejenak, siapakah yang berbuat dibalik kekuasaan kita ini.
Maka disini kita kembalikan saja kepada pasal rahasia yang telah lalu, sebutannya pasti kita bertemu dengan Allah atau Mi’raj dengan Dia.
Maka barang siapa tiada mengetahui perkara ini, tiada sempurna hidupnya dunia dan akhirat dan jikalau dia beramal apa saja semua amalannya itu syirik, maka dari itu hendaklah kita ketahui benar-benar apa asalnya yang menjadi nyawa dan roh itu.
Yang menjadi Nyawa dan Roh itu ialah ZADTULLAHITA’ALA dari pada Ilmunya dan Roh sekalian alam.
Seperti sabda nabi kita “ANA ABUL BASYARI”
Artinya : Aku Bapak segala Roh dan Bapak segala Tubuh
Bermula sebenarnya Roh, tatkala didalam tubuh, Nyawa namanya, tatkala ia berkehendak, Hati namanya, tatkala ia kuasa memperbuat, Akal namanya, maka kesemuanya itu adalah Rahasia Allah Ta’ala kepada kita. Maka barang siapa tiada tahu perjalanan ini, maka tiada sempurna hidupnya dunia dan akhirat.
Hidup ada nyawa itulah Muhammad dinamai akan dia bayang-bayang Ianya yang empunya bayang-bayang dan Idhofi, akan tetapi dari pada Nur jua, karena tiada diterima oleh akal kalau bayang-bayang itu maujud sendirinya, kalau ada yang empunya bayang-bayang ialah Allah Ta’ala sendirinya.
Demi Allah dan Rasulullah Islam dan Kafir, jikalau tiada tahu atau tiada percaya akan kejadian Nur itu perjalanan Roh, maka menjadi kafir lagi munafik. Karena apabila tiada tahu mengenal diri dan tiada tahu/tiada dapat membedakan antara Khalik dan Makhluk, maka amalan orang tersebut itu Syirik.
Peganglah Nasehat seorang Al Arifbbillah yang berbunyi demikian :
“LATUHADDISUN NAASIBIMA LAMTUSLIHU AKWALAHUM ATURIDDUN AYYUKAZ ZIBULLAHAWARASULIH”
Artinya : Jangan kamu ajarkan akan manusia, akan ilmu yang tiada sampai akal mereka itu adalah kamu itu nati didustakannya oleh mereka itu Allah dan Rasulnya maka orang itu kafir.
Jadi garis besarnya, apabila seseorang umpamanya, tiada biasa belajar Ilmu Usuluddin atau Sifat `20 (dua puluh) tiiada boleh diajarkan akan Ilmu Rahasia yang tersebut didalam buku ini.
Wallahu’alam.
PENGENALAN DIRI
Dalam rahim Bapak 40 hari
Mada, Madi, Mani, Manikam.
Pusat, Jantung, Watsulbi, Muntarait, Otak.
Dalam Otak ada Lemak, Dalam Lemak ada Minyak, Dalam Minyak ada Nur, Dalam Nur ada Nur Akal, Dalam Nur Akal ada Hizabbannur, Dalam Hizabbannur Hidayamul Amanah Allah SWT.
No comments:
Post a Comment
ALLAH DAN MUHAMMAD SELALU BERIRINGAN,DIAMANA ADA MUHAMMAD DISITU ADA ALLAH