I B L I S
Inaid (Midja) berkata IBLIS berada Lima, masing masing mengurus satu cabang usahanya yaitu :
- Si SABUR
- Si A’WAH (Mata Satu)
- Si MABSUT
- Si DASIM
- Si ZALAMBUR
- Si SABUR, ialah menjaga orang yang kena musibah, agar bergila gila, memukul diri dan mencabik pakaian serta meraung raung.
- Si A’WAH (Mata Satu), ialah penjaga orang berzina yang mendapat dan merayu.
- Si MABSUT, menjaga orang untuk berdusta, sedangkan
- Si DASIM, memfitnahi para anggota keluarga agar buruk memburukkan dan berselisih dan menghasut kepala keluarga supaya marah.
- Si ZALAMBUR adalah Iblis yang menguasai pasar, karenanya orang dipasar selalu saling menipu dan mengecoh.
Iblis yang menjaga dalam sembahyang bernama Si CANZAB dan Iblis yang menjaga orang berwudhuk bernama Si WALHAN yang kedua mereka ini tersebut banyak dalam hadis.
Apabila Iblis berkelompok dan berpasukan maka malaikatpun begitu pula. Dalam Kitab SYUKUR nanti kami jelaskan rahasia tentang banyaknya MALAIKAT dan tugas khusus bagi setiap mereka.
ABU UMAMAH AL BAHILI merawikan hadis Nabi SAW di untukkan bagi setiap orang mukmin seratus enam puluh orang malaikat untuk mempertahankan dari serangan Iblis yang tak terlawankan olehnya. Pada matanya berada 7 orang malaikat yang membelanya bagaikan lebah membela madu dimusim panas. Kalau tampak olehmuakan kelihatan disetiap padang dan gunung, mereka membentangkan tangan dan mengangakan mulut (menantang iblis) dan bila seorang hamba dibiarkan sendirian sekejab mata saja akan disambar oleh Iblis. Berkata AYUB bin YUNUS bin YAZID, Konon kabarnya anak manusia lahir, lahir pula anak Jin, yang lalu besar bersama sama.
ROH BANYAK MEMPUNYAI NAMA DAN TINGKATAN
- Kalau diri manusia masih merupakan satu titik, Roh Nabati namanya.
- Kalau ia segumpal darah, Roh Jamadi namanya.
- Kalau ia segumpal daging, Roh Wajdi namanya.
- Kalau ia bergerak, Roh Hayati namanya.
- Kalau ia dilahirkan, Roh Hayawani namanya.
- Kalau ia menyusu, Roh Nafsani namanya
- Kalau ia berbicara, Roh Insani namanya.
- Kalau ia mempunyai akal, Roh Nurani namanya.
- Kalau ia sampai umur, Roh Ruhani namanya.
- Kalau ia setengah umur, Roh Rahmani namanya.
- Kalau ia berumur 40 tahun, Roh Jamali namanya.
- Kalau ia sudah tua, Roh Kulli namanya.
- Kalau ia mati (mengenal perkataan ma’nawi dari pada mati), Roh Ma’nawiah namanya.
- Kalauia di dalam kubur, Roh Rabbani namanya.
- Kalau ia bangun dari kubur, Roh Illahiyah namanya.
- Mengenal salah satu dari itu, Roh Ruhul Arwah namanya.
Segala galanya ini dengan perintah dari RUHUL QUTUB. Dan bernama ROH IDHAFI dan bernama ROH ‘ULWI dan bernama WUJUD IDHAFI dan WUJUD ‘AAMI.
PROSES KEJADIAN MANUSIA
1. Dalam Sulbi : Ma’al Hayat
2. Dipohon Kalam : Mada
3. Dihujung Kalam : Mani
4. Diluar : Manikam
5. Mula mula masuk : Nurfah
6. Umur 1 bulan : Ruh Nabati
7. Umur 3 bulan : Ruh Jasmani
8. Umur 5 bulan : Ruh Nafsani
9. Umur 7 bulan : Ruh Nurani
10. Umur 9 bulan + 9 hari : Ruh Idhafi
11. Keluar dari Rahim : Waladal Insan
12. Umur 7 hari : Muhammad namanya.
13. Umur 40 hari : Muhammad Qudri
14. Umur 2 tahun : Muhammad Ainul Insani.
15. Umur 7 Tahun : Muhammad Salatullah
16. Umur 10 tahun : Muhammad Salawatullah
17. Umur 14 tahun : Muhammad Namarullah
18. Umur 25 tahun : Muhammad Aminullah
19. Umur 35 tahun : Muhammad Sirathal Mustaqim.
20. Umur 40 tahun : Muhammad Uzlatullah
21. Umur 41 tahun : Muhammad Rasulullah
22. Isra’ Mi’raj : Abdullah
23. Ketiga di langit ke 7 : Mahmud
24. Ketiga di Mustawan : Ahmad
25. Ketiga umur 63 tahun : Kamalullah
26. Ketika wafat : Rahmatullah
27. Ketika diproses Mahsyar : Al Hasyir
28 Dihadirat Allah : Habibullah.
Walla Hualam
KETAHUILAH ASAL MANUSIA YANG SEMPURNA ITU DARIPADA NOKTAHNYA.
Ia tahu akan tapsir huruf yang 29 ini.
1. Adapun ﺍ : huruf itu, Nyawa ialah “ANA” = Aku
2. Adapun ﺏ : huruf itu, Mata kanan, ialah Basar, Kemuliaan.
3. Adapun ﺖ : huruf itu, Hidung, ialah Tajalli, Terdiri.
4. Adapun ﺙ : huruf itu, Bahu Kanan Kiri, ialah Tsabit, Tetap.
5. Adapun ﺝ : huruf itu, Lambung Kanan, ialah Jabbaru.
6. Adapun ﺡ : huruf itu, Lambung Kiri, ialah Hamidun, Puja.
7. Adapun ﺥ : huruf itu, Sulbi ialah KHOLIKON, menjadikan.
8. Adapun ﺪ : huruf itu, Kaki Kanan, ialah DAYMUNN, senantiasa
9. Adapun ﺫ : huruf itu, Kaki Kiri, ialah Zirratun, Biji
10. Adapun ﺭ : huruf itu, Paru paru Kanan, ialah Rahmanurrahim,
Kasih sayang.
11. Adapun ﺯ : huruf itu, Paru paru Kiri, ialah Zalzilus, Gempar.
12. Adapun ﺲ : huruf itu, Susu Kanan, ialah Salamun, Selamat
13. Adapun ﺶ : huruf itu, susu Kiri, ialah Syakirun, Terima kasih.
14. Adapun ﺹ : huruf itu, Kelingking Kanan, ialah Shomadun,
Melengkapi.
15. Adapun ﺽ : huruf itu, Kelingking Kiri, ialah Dholalun, Sesat
16. Adapun ﻁ : huruf itu, Jantung Kanan, ialah Tharikun, Jalan
17. Adapun ﻅ : huruf itu, Jantung Kiri, ialah Zhillun, Bayang 2
18. Adapun ﻉ : huruf itu, Telinga Kakan, ialah Ammun, Buta.
19. Adapun ﻍ : huruf itu, Telinga Kiri, ialah Gairun, Bukan
20. Adapun ﻑ : huruf itu, Dada Kanan, ialah Pratun, Terbuka
21. Adapun ﻕ : huruf itu, Dada Kiri, ialah Quddusun, Suci
22. Adapun ﻞ : huruf itu, Aurat Latipun, Lemah Lembut
23. Adapun ﻡ : huruf itu, Empedu Muhamamad, Memuji.
24. Adapun ﻥ : huruf itu, Otak, Nur, Cahaya
25. Adapun ﻮ : huruf itu, Pergelangan, Wujudun, Ada
26. Adapun ﻫ : huruf itu, Daging, Huda, Petunjuk.
27. Adapun ﺀ : huruf itu, Kulit, Araitu, Aku Lihat.
28. Adapun ﻱ : huruf itu, Hati, Yaumun, Hari
29. Adapun ﻻ : huruf itu, Seluruh Jasadun, LAILAHA ILLA HUWA
30. Adapun ﻚ : huruf itu, sekalian Aurat Kabirun, Kebesaran.
Demikianlah semuanya huruf yang 29 itu keluarnya satu persatu pada Mulut Muhammad Rasulullah SAW. Itulah sebabnya kita disunatkan bersuci tiap tiap sembahyang, karena dimulut kita ini lintasan Al Quran.
AKSARA INI TIDAK TERMASUK DALAM FATIHAH.
1. Huruf ﺝ
2. Huruf ﺚ
INSAN KAMIL 3. Huruf ﺯ
4. Huruf ﺲ
5. Huruf ﻅ
6. Huruf ﻒ
7. Huruf ﺀ
“ Siapa mengetahui Aksara yang tersebut diatas, sebanyak 7 (tujuh) huruf, maka Allah Ta’ala mengharamkan kepada Api Neraka memakan mereka.
ILMU UNTUK MENGETAHUI KEMBALI/PULANG KERAHMATULLAH
Pada waktu Insan akan kembali/pulang ke Rahmatullah, maka Hak Subhanahuwata’ala Zat Yang Maha Mulia telah memberikan tanda tanda kepada Insan Ambiya, Ulama, dan Arifibillah.
Tanda yang Pertama ialah Dari pada ujung Sulbi bergerak naik keatas, yang rasanya seperti ditusuk dengan jarum dan terus menerus kepada telinga kanan dan kiri, terdengar bunyi seperti suara mariam/suara guntur, rasanya terlalu sangat keras. Inil adalah Malaikat Jibril yang merupakan suatu cahaya yang keluar dari Insan. Pada waktu itu juga kita harus mengucapkan YAHU YAHU. Itu adalah tanda 40 hari lagi kita akan kembali. Dan rasa tersebut diatas tidak seterusnya.
Beberapa waktu diantaranya, keluarlah dari mata kita yang Rupanya Sangat Bagus, dan bercahaya dengan berpakaian Hijau dan ia berdiri seketika. Itulah Malaikat Izroil, ia merupakan cahaya yang keluar dari mata kita, maka pada waktu itu kita berkata/menyebut “HAK KAL HAK”. Ini adalah menyatakan tanda yang Kedua bahwa kita 7 hari lagi akan kembali. Dan cahaya Hijau tersebut diatas, juga tidak seterusnya.
Selanjutnya kita diberikan lagi tanda yang Ketiga bahwa 3 hari lagi kita akan kembali, maka keluarlah cahaya yang amat putih, dan besarnya bersamaan dengan Insan. Dan berbau harum sekali, seperti minyak Wangi Amar Kasturi, dan ia berkata Akulah Yang Bernama Cahaya Muhammad” Harus kita menjawab dengan perkataan “ALHAM DULILLAHHIRAB BIL’ALAMI” . Setelah kita mengetahui bahwa kita 3 hari lagi akan kembali, kita boleh meninggalkan pesan pada anak isteri, serta seluruh keluarga yang ada. Yang terakhir sesudah 3 hari “TAJALLILAH ALLAH TA’ALA YANG HAK” dengan tiada terhingga dan bercahaya penuh sekalian alam Semesta ini, serta berfirman “Akulah bernama Zat Allah yang Sebenarnya, bertetaplah, bersiaplah Engkau kembali/pulang kerahmatullah”, dan disertai pula dengan rasa yang terlalu nikmat, seperti tidur dengan perempuan yang sangat cantik rupawan, dan bersama sama keluar Mani dan kelezatannya tidak terhingga dan tidak dapat disamakan dengan makanan, hanya berhimpun dengan kesukaan.
Wallahu alam..
MAKSUD “MA’NA” dari HURUF FATIHAH.
BISMILLAHIRAH MANIRRAHIM : Ya Muhammad, Aku mengatakan
RahasiaKu kepada Engkau.
ALHAMDULILLAH : Ya Muhammad Aku memuji DiriKu
HIRABBIL’ALAMIN : Ya Muhammad pekerjaan zahir batin itu
Aku jua.
ARRAHMAANIR RAHIM : Ya Muhammad yang membaca itu
Aku jua memuji diriKu.
MALIKIYAU MIDDIN : Ya Muhammad Engkau adalah ganti
kerajaanKu
IYYA KA’NA BUDU : Ya Muhammad tiada lain Aku kepada
Engkau.
WAIYYA KANAS TA’IN : Ya Muhammad tiada lain engkau dari
padaKu.
IHDINAS SIRARTAL MUSTAQIM : Ya Muhammad tiada yang tahu
Melainkan Engkau juga yang
Mengetahui.
SIRATAL LAZI NA AN’AM TA’ALAIHIM Ya Muhammad sesungguhnya sekalian
Yang ada ini karenaKu dan KekasihKu.
GHAIRIL MAGDU BI’ALAIHIM : Ya Muhammad tiada lupa Aku maka
Umatku sekalian Aku katakana
rahasiaKu.
WALAD DOOOLLLIN : Ya Muhammad jikalau tiada kasih Aku,
Maka tiada Engkau dan tiada pula
RahasiaKu.
AMIN : Ya Muhammad kamu adalah RahasiaKu
Dan adanya Aku ialah adanya Kamu
Dan Kamu tiada lainnya, maka oleh
Karena itu perkara ini adalah mengandung ma’na. zahir perkataannya agaknya dua tetapi hakikatnya adalah Satu Wujud Jua.
Demikianlah Maksud Ma’na dari huruf Fahihah
INTAHA.
MA’NA RAHASIA FATIHAH
BISMILLAHIRAH MANIRRAHIM : Nuur Muhammad
ALHAMDULILLAH HIRABBIL’ALAMIN : Kepada Nabi Adam
ARRAHMAANIR RAHIM : Kepada Nabi Daud
MALIKIYAU MIDDIN : Kepada Nabi Sulaiman
IYYA KA’NA BUDU WAIYYA KANAS TA’IN : Kepada Nabi Ibrahim
IHDINAS SIRARTAL MUSTAQIM : Kepada Nabi Yakub
SIRATAL LAZI NA : Kepada Nabi Yusuf
AN’AM TA’ALAIHIM : Kepada Nabi Musa
GHAIRIL MAGDU BI’ALAIHIM : Kepada Nabi Isa
WALAD DOOOLLLIN : Terhimpun kepada Nabi Muhammad SAW.
“HURUF FATIHAH YANG ADA DALAM DIRI”
BISMILLAH : Anggota pada kita
ARRAHMAN : Otak pada kita
ARRAHIM : Kedua Tangan kepada kita
ALHAMDULILLAH : Muka pada kita.
RABBIL’ALAMIN : Telinga kanan pada kita
ARRAHMAN : Telinga Kiri pada kita
ARRAHIM : Tangan Kanan pada kita
MALIKIYAU MIDDIN : Tangan Kiri pada kita
IYYA KANA’ BUDU : Dada pada kita
WAIYYA KANAS TA’IN : Leher pada kita
IHDINAS SIRRATAL : Tulang belakang pada kita
MUSTAQIM : Yang Lurus
SIRATALLAZI NA AN’AM TA : Urat Lidah pada kita
‘ALAIHIM : Semuanya pada kita
GHAIRIL MAGDU BI : Empedu pada kita
‘ALAIHIM : Hati pada kita
WALA DOOOLLLIN : Hati Kura pada kita
AMIN : Jantung pada kita.
Demikianlah ma’na Rahasia Fatihah dan Huruf Fatihah yang ada Dalam Diri.
BISMILLAHHI RAHHAMANIR RAHIM
Bab ini menetapkan keyakinan kita, seperti menyatakan kelakuan Malaikat kepada Allah dengan hakikat yang yakin.
Bahwa Nyawa Nabi Muhammad SAW dengan sebenarnya kekasih Allah Ta’ala, karena Allah Yang Maha Tinggi telah melihat Diriku dan segala sesuatu apa juapun adalah Hak Allah Ta’ala, seperti kenyataan yang ada pada Alam Dunia dan Akhirat. Karena Allahmelihat pada Diriku seperti Dirimu yang ada.
Inilah Ilmu Orang Shuffi (Tasawuf) lihatlah pada Diriku/rupaku yang Nyata ini maka terasalah kepada yang menpunyai kenyataan. Sebenarnya Diri adalah Batin ini yaitu dapat melihat Zat Wajibal Wujud, dan Diri yang ada inilah : bukan ‘Ainnya tetapi bukan lainnya dengan Hakikat yang percaya/yakin, karena/sebab melihat diri yang ada ini adalah Diri yang baharu, karena yang baharu itulah menyatakan yang Qadim. Demikianlah dengan kenyataan yang ada.
Nabi SAW bersabda : “MARRALHABBA PADAD RAL HAK” artinya Sesungguhnya siapa yang melihat Muka/rupa itulah wujud yang sebenarnya.
Allah berfirman : MARRALHABBA PAHUWAWUJUDUL HAK:
artinya Tidak nyata Aku, dan hak tidak ada pada sesuatu Lam Alif atau
Tasawwuf seperti nyata kepada Insan.
Seperti tersebut dibawah ini :
- Diri yang Tajeli ialah Sir
- Diri yang Terdiri ialah Ruh
- Diri yang Terperi ialah Hati
- Diri yang Diperi Perikan ialah Tubuh.
Dengan adanya kenyataan yang sudah ada kepada Allah yang telah menjadikan Alam semesta.
Demi untuk sempurnanya mempelajari Ilmu, maka lebih baiknya harus dinyatakan kepada Guru atau orang yang ahlinya dibidang Tasawwuf.
Pada waktu Tuhan belum bernama Allah, sebelum Arasy dan Qursy belum dijadikan dan juga langit dan Bumi serta Surga, dan Neraka masih belum dijadikan, sedangkan pada waktu itu juga Tuhan masih bernama NUKTAH, selanjutnya Nuktah melihat pada Dirinya Tuhan tetapi siapa Hamba.
Setelah Nuktah melihat kembali pada Dirinya, maka dinamainyalah Dirinya “KUN” ia berkehendak menamai Dirinya adalah Zat Nur Allah (Sifat). Dan pada waktu itu dinamainya pula Dirinya NUR MUHAMMAD dan Allah pun ghaib.
Adam dan Muhammad belum ada, Allah pun belum nyata. Yang ada hanya NUR ZAT itu NUR MUHAMMAD, maka NUR MUHAMMAD bersifat “ILLA HULKAK”
Jawab Tuhan : Jika Engkau Hak, mengapa Engkau tidak melihat, maka
Nur Muhammad menjawab : Jika Engkau Tuhan mengapa Aku tidak melihat.
Jawab Tuhan : Penglihatanmu itu serahkan kepadaKu, dan maka kata Tuhan kepada NUR MUHAMMAD, Kata olemu :
“LAA ILAHA ILLALLAH”
AKU MUHAMMAD RASULULLAH.
Selanjutnya Nur Muhammad telah berkata, KULIHAT DIRIKU TUHAN, tetapi siapa HAMBA, dan KULIHAT DIRI HAMBA, maka siapa TUHANKU. Dan pada waktu itu Allahpun menyatakan Dirinya Tuhan, dan langsung Allah berkata “Bahwasanya tiada Tuhan hanya Aku, bahwa kamu itu daripada NUR ZATKU. Maka berdirilah kamu, dan Allah berdiri tidak berbenda dan tidak ada bertempat. Selanjutnya Allah berkata pula bahwa AKULAH TUHANMU, dan setelah itu NUR MUHAMMAD menjawab: Akulah Tuhanmu, dan dijawab oleh Allah Ta’ala : Jika Engkau Tuhanku Nyatakanlah Dirimu.
Pada waktu itu juga NUR MUHAMMAD Ghaib/Hilang, dan Nur Muhammad mengatakan : Dirimu Juga yang Aku Lihat. Dan Allahpun menyatakan Dirinya yang sudah nyata.
Allah berfirman :
ALASTU BIRABBIKUM artinya Siapa Tuhanmu.
Nur Muhammad berkata :
QALU BALAA artinya Engkau juga Tuhanku.
Allah berfirman :
SYAHADALLAHU ANNAHU LAA ILAHA
Artinya : Saksiku bagi Diriku, tidak ada Tuhan yang lain selain
Aku.
Maka sujudlah Nur Muhammad lima ribu tahun lamanya, dan lahir kedua, dinamai Adam Mutlak yang berdiri sendiri ALIF (Adam Insyan).
Karena dalam hakikatnya Allahpun kita, Adampun kita, Muhammadpun kita karena sekalian itu nama juga, yang dimaksud empunya nama yang tidak mempunyai Huruf dan Suara.
- Adapun arti IHRAM itu tercengang cengang. Adapun arti tercengang cengang itu tiadalah tahu akan dirinya dan tiadalah tahu akan Tuhannya.
- Adapun arti MI’RADZ itu lain tiada lagi Rasanya ada bertubuh hanya Allah yang ada pada Ma’rifat itu, dan hilangkan cita cita yang lain, hanya Allah yang diiyakan kepada Ma’rifat itu.
- Adapun arti MUNAJAD itu berkata kata, dan yang berkata kata ALLAHU AKBAR itu RAHASIA ALLAH tiada kita lagi, yang memuji di dalam Sembahyang itu Rahasia Allah, kehendak Allah, bukan hati lagi.
- Adapun arti TUBADDIL itu Terganti, yang ada hanya Allah, jangan kita kenang Tubuh, Batin dan Zahir lagi.
Adapun pahamnya itu, jikalau ujar hati kita “Yang menyembah dan yang disembah itu Allah Ta’ala. Maka jadinya itu juga belum Esa. Jikalau ujar Ma’rifat kita Yang menyembah itu Rahasianya Allah dan Kehendak Allah, Maka itulah ia memuji Dirinya Sendiri.
Maka jikalau di Anugerahi Allah Ta’ala akan pahamnya, Insya Allah anda akan mudah memahaminya.
Maka itulah jikalau kita berzikir itu seperti kita sembahyang juga. Jangan berbeda lagi, tatkala mengata “LAA ILAHA ILLALLAH” dan yang mengata LAA ILAHA ILLALLAH” itu Rahasia Allah, kehendak Allah yang memuji Dirinya Sendiri.
Maka Esalah jalan Ma’rifat yang dipakai Aulia Allah sekalian. Tiada lagi pada Ma’rifat, hanya Allah ada Sendirinya dengan Rahasianya dan Kehendaknya.
Maka tiada lagi Aulia Allah mengenang akan berbagai lagi sebab ia sudah karam kepada Allah Ta’ala, maka itulah arti FANA FILLAH, Baqa Billah, artinya karamlah sudah Rasanya kepada Allah Ta’ala, tiada bercinta kepada yang lain lagi, maka inilah yang dipakai siang dan malam, pagi dan petang, dunia dan akhirat, hidup dan mati, tiadalah lain lagi, jangan berubah ubah lagi, jikalau tiada di Anugerahi Allah Ta’ala akan pahamnya, tiadal dapat pahamnya.
Pasal pada menyatakan Rahasia segala wali, yaitu Peri Nyawa dan Sir dan Rahasia Jisim, maka inilah jalan Ahlul Iman memutuskan kepada orang yang mana dikehendaki akan Tuhannya. Karena ini Ilmu keluar dari pada orang … yang melainkan Allah jua yang tahu lisannya hambanya, tiada disebutkan lagi.
Maka adalah Hati Manusia itu 4 (empat) perkara, dari pada yang dihidupkan, maka atas yang dihidupkan itu Nyawa, maka hidupnya itu serta Rasa, dan Rahasia itu serta Sir. Maka hendaklah diketahui Peri yang 4 (empat) itu, manakah yang dikata Nyawa, dan mana yang dikata Rasa, dan mana yang dikata Rahasia, dan mana yang Sir.
- Yang dikata NYAWA itu Nafas turun naik.
- Yang dikata Rasa itu Antara turun naik nafas.
- Yang dikata Rahasia itu Tetap seperti budak dalam rahim ibunya.
- Yang dikata SIR itu seperti Nafas orang Mati..
Maka perkataan ini tiada dipanjangkan, hanya pendek jua adanya.
Wallahu Alam.
HADIS QUDSY : AL INSANU SIRRI WA ANA SIRRAHU.
Adalah Rahasia itu dirinya dan Allah Ta’ala tiada Ta’ayyun. Itulah perbedaan Haq Allah dengan hambanya. Adapun sebenar benarnya Sifat Allah Ta’ala itu Qadim, Sifat hambanya Muhadas, kepada Qadim itulah bernama Amanat Allah Ta’ala, yakni hakikat rupa kitaitulah kembali kepada yang punya rupa, karena hakikat rupa itulah diakui Allah Ta’ala Rahasia maka rupa itulah kita akui Rahasia pada Hakikatnya, karena rupa Allah itu Wujud Mahdin, Yang sebenar benar Diri dan Nyawa sebenar benarnya Hamba. Maka sebenar benarnya Tuhan itulah kita perwujudkan dan segala yang ada ini, besar dan kecil, karena sebenar benar rupa itu tidak bertulang, tidak berdarah, tiada berdaging, sungguhpun rupa berbagai bagai warnanya. Barulah Islam Ma’rifat kita, Pengrasa kita, hilang penglihat kita yang zahir, hanya penglihat batin jua yang Esa.
Inilah bernama pertemuan Allah dengan Muhammad, tiada Allah dan tiada Muhammad, Hanya Aku yang Allahpun Aku, Muhammadpun Aku Diriku melihat Diriku (LA HUWA HUWA).
Dan yang dinamakan dada kita bernama KHALIFAH, karena tempat terbitnya Ma’rifat dinamai Sir, karena tempat Tajalli ZADTULLAH Sifat Allah, Asma Allah, Af’al Allah. Inilah sebenar benarnya Insyan. Dan sebenar benarnya Isnsyan itu Allah, dan sebenar benarnya Allah itu Muhammad, dan sebenar benarnya Muhammad itu Rupa, dan sebenar benarnya Rupa itu Zadtullah Keadaan Allah.
Maka tiada bedanya nama dengan yang punya nama. Ia nama ialah rupa karena wujud Allah itu hakikat wujud diri kita. Serta dipandangnya Allah itu kepada wujud diri kita, pada pemandangan yang sah.
(Dikutib dari Kitab MANAAZILUL INSAN) karangan SYEH MUHYIDDIN IBNU ).
Af’al Allah itu kelakuan, dan Asma Allah itu namanya.
Hayyun itu Rupanya, dan Hyat itu Dirinya, karena kelakuan yang nyata itu Sifat Allah, yakni SIRRULLAH MUHAMMAD RASULULLAH atau HAYYUN RAHASIA yang batin, HAYAT Hidup Sebenarnya Tiada Dengan Ruh.
No comments:
Post a Comment
ALLAH DAN MUHAMMAD SELALU BERIRINGAN,DIAMANA ADA MUHAMMAD DISITU ADA ALLAH