ANTARA SYARIAT DAN HAKIKAT
Imam Qusyairi menjelaskan bahwa syariat adalah perintah yang ditetapkan dalam ibadah, sedangkan hakikat adalah kesaksian akan kehadiran peran-serta ketuhanan dalam setiap sisi kehidupan. Kita sering mengenal istilah, musyahadah rububiyah, yakni melihat Tuhan dengan hati. Dikatakan demikian sebab syariat merupakan pengetahuan atau konsep merambah jalan menuju Allah, sedangkan hakikat adalah keabadian melihat-Nya. Sementara, thariqah merupakan perjalanan hamba meniti jalan syariat. Artinya, aktualisasi prinsip-prinsip syariat dengan ketentuan hukum yang sah.
Imam Qusyairi menjelaskan bahwa syariat adalah perintah yang ditetapkan dalam ibadah, sedangkan hakikat adalah kesaksian akan kehadiran peran-serta ketuhanan dalam setiap sisi kehidupan. Kita sering mengenal istilah, musyahadah rububiyah, yakni melihat Tuhan dengan hati. Dikatakan demikian sebab syariat merupakan pengetahuan atau konsep merambah jalan menuju Allah, sedangkan hakikat adalah keabadian melihat-Nya. Sementara, thariqah merupakan perjalanan hamba meniti jalan syariat. Artinya, aktualisasi prinsip-prinsip syariat dengan ketentuan hukum yang sah.
Syariat datang dengan beban hukum dari Sang Maha Pencipta, sedangkan hakikat bersumber dari dominasi kreativitas Al-Haqq. Syariat merupakan penyembahan makhluk pada Al-Khaliq, sedangkan hakikat adalah kesaksian makhluk terhadap kehadiran-Nya.
Syariat adalah penegakan apa yang diperintahkan Tuhan, sedangkan hakikat adalah kesaksian terhadap sesuatu yang telah ditentukan dan ditakdirkan-Nya, serta yang disembunyikan dan yang ditampakkan.
Syariat adalah penegakan apa yang diperintahkan Tuhan, sedangkan hakikat adalah kesaksian terhadap sesuatu yang telah ditentukan dan ditakdirkan-Nya, serta yang disembunyikan dan yang ditampakkan.
Abu Ali Ad-Daqaq memberi penjelasan menarik tentang hal ini. Menurutnya, “Iyya ka na’budu (Hanya kepada-Mu kami menyembah)-[QS Al-Fatihah [1]: 4] adalah manifestasi dari syariat. Sedangkan “Iyya ka nasta’iin” (Hanya kepada-Mu kami memohon)- [QS Al-Fatihah [1]: 5 ] adalah manifestasi dari pengakuan (penetapan) hakikat.
Jadi, syariat adalah hakikat dari sisi mana kewajiban diperintahkan, dan hakikat sebenarnya juga merupakan syariat dari sisi mana kewajiban diperintahkan bagi ahli ma’rifat.
--Disarikan dari Risalah Qusyairiyah
Jadi, syariat adalah hakikat dari sisi mana kewajiban diperintahkan, dan hakikat sebenarnya juga merupakan syariat dari sisi mana kewajiban diperintahkan bagi ahli ma’rifat.
--Disarikan dari Risalah Qusyairiyah
Hakekat manusia
------------------Manusia bisa di sebut manusia apabila manusia itu kembali pada manusianya
Manusia terdiri dari jisim - jasmani dan ruhani - jasad adalah raga , raga memerlukan ruh dan ruh memerlukan raga untuk hidup di dunia . melalui nafas nufus keluar masuk nya udara sebagai isyarah bahwa kehidupan masih berjalan dalam raga manusia
Ruhani hidup dalam jasmani - jasmani berbusana basyar -
Basyar membawa sifat sifat manusia yaitu rasa jiwa nafsu akal sukma dan Hati - dan setiap sifat akan membawa watak ( karekter)
Manusia di sebut manusia jika manusia itu masih hidup dan bernafas - selanjut nya jika ruh tidak bersama jasad maka di sebut mayit ( mayat)
Manusia ibaratkan mobil dan mesin - mobil bisa di sebut mobil karena masih ada mesin - jika mesin itu di cabut dari body mobil . maka itu bukan mobil lagi melainkan rongsokan
Body mesin tidak akan berjalan tanpa mesin
Pun mesin tanpa body mesin tidak akan berjalan
Body mesin tidak akan berjalan tanpa mesin
Pun mesin tanpa body mesin tidak akan berjalan
(Arofa nafshu ) kenali dirimu - karena pada hakekat nya manusia itu sama . terbuat dari bahan baku yang sama
Yaitu dari unsur - tanah - air - api dan angin
itulah manusia yang hidup dalam kehidupan Yaitu Anak Adam
Yaitu dari unsur - tanah - air - api dan angin
itulah manusia yang hidup dalam kehidupan Yaitu Anak Adam
No comments:
Post a Comment
ALLAH DAN MUHAMMAD SELALU BERIRINGAN,DIAMANA ADA MUHAMMAD DISITU ADA ALLAH